Memiliki anak dengan kondisi yang unik seperti tantrum menjadi sebuah tantangan bagi orang tua. Topik ini menjadi sangat menarik untuk kita bahas, mengingat tidak sedikit anak mengalami tantrum. Apa itu tantrum, kenapa itu bisa terjadi, bagaimana cara menghadapi anak yang sedang tantrum, bagai mana cara agar anak tidak kambuh lagi tantrumnya, mengapa orang tua menjadi cepat marah saat menghadapi anak tantrum.
Pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul diberbagai massa, sampai-sampai ada juga orang tua yang menyerah dengan kondisi anaknya. Baiklah kita mulai pembahasannya.
Apa itu tantrum.
Tantrum adalah suatu keadaan dimana seorang anak belum dapat mengatur ego nya dengan baik. Apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, menimbulkan rasa ketidakpuasan dan marah yang berlebihan. Hal ini membuat anak marah, menangis, sedih, mengurung diri, bahkan ada juga yang marah sambil. Tak jarang pula, anak tantrum juga bisa melukai diri sendiri dan orang lain di dekatnya saat sedang mengalami tantrum. Tantrum bukanlah sebuah kondisi keterbelakangan mental. Tantrum muncul akibat muncul rasa kecewa yang berlebihan sehingga diungkapkan dalam bentuk marah, menangis dan berteriak seperti hal lain yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Tantrum dengan sendirinya dalam kurun waktu yang tidak singkat, akan sembuh. Namun dengan perlakuan yang tepat, maka kondisi tantrum anak anda akan sembuh. Namun perlu diingat bahwa redahnya tantrum saat itu juga hanya berlaku secara periodic artinya belum sembuh total. Akan ada tantrum-tantrum lainnya lagi di kemudian hari. Lalu sampai kapan anak benar-benar sembuh dari tantrum?
Cara menangani tantrum bukanlah hal yang sepele, anda perlu melakukan beberapa tindakan yang tepat. Berikut penjelasannya.
a. Orang tua harus sabar
Ini hal yang wajib ya. Orang tua harus super sabar dengan kondisi anak saat mengalami tantrum. Anak tantrum, tidak akan bisa berhenti menangis, berteriak, memukul, marah dan sebagainya saat orang tua terpancing dengan putranya yang tantrum. Jika orang tua memperlakukan anak dengan emosi yang tinggi, anakakan merasa dirinya terpojokkan, sehingga intensitas tantrumnya justru malah naik. Sehingga orang tua perlu sabar dan menghindari menghakimi dengan kata dan perlakuan kasar saat anak sedang tantrum.
b. Orang tua juga harus tegas
Kesabaran yang sudah kita tanam sejak awal menjadi patokan bahwa saat anak tantrum dan tidak membahayakan diri dan orang lain. Maka anda perlu segera mendekatinya untuk memberikan perhatian. Anda boleh berbicara dengannya. Berbicaralah dengan tegas. Berbicara, nasihatilah dengan tegas, tanpa perlu menatap kedua matanya. Ajak anak untuk mengungkapkan isi hatinya.
Namun, saat kondisi tantrum itu justru membahayakan diri anak atau orang lain yang ada di dekatnya. Anda harus segera bertindak tegas. Anak anda misalkan tantrum dan memukul benda-benda di dekatnya, misalnya. Orang tua harus segera menghentikan kelakuan negative tersebut dengan cara mendekati dan memang tubuh anak dengan memeluknya dengan tenang. Cara ini akan lebih manjur jika memang kita sudah ada kedekatan dengan anak kita. Sehingga sangat penting untuk memiliki hubungan yang baik antara orang tua dengan anak. Apalagi tantrum sering terjadi di usia 1 sampai usiah 8 tahun. Orang tua wajib memperhatikan perkembangan psikologis anaknya.
c. Buatlah komunikasi yang mudah dipahami anak
Anak yang tantrum sering gagal fokus akibat lingkungnnya kurang mendukung. Oleh karena itu, saat anak sedang tantrum, ajaklah ia berbicara, boleh menatap mata dengan hangat, dekati, dan jangan berbicara panjang lebar yang belum tentu si anak paham dengan pembicaraan kita yang terlalu rumit. Ajaklah anak untuk duduk tenang, mengambil napas, dan mulailah ajak bicara. Dan biarkan ia mengungkapkan isi hatinya. Anda perlu juga meresponnya dengan baik. Arahkan pula ke hal-hal baik. Nasihat-nasihat baik. Ajaklah anak untuk beristirahat. Berbaring bisa menjadi solusi agar anak semakin rileks.
d. Jangan ikut marah
Ujian terberat adalah kita ikut tersulut emosi melihat anak kita yang tantrumnya tak kunjung usai. Tapi dari sinilah, orang tua harus benar-benar lapang dada dan sabar tidak boleh marah. Karena saat orang tuanya ikut marah-marah. Secara tidak langsung anda juga ikut-ikutan tantrum jadinya. Jangan sampai hal ini terjadi ya bapak ibu. Jika anda marah, justru akan memperparah kondisinya.
e. Hindari kontak dengan anak
Jika anak sedang tantrum, namun tak kunjung sembuh. Menghindari kontak langsung dengan anak bisa menjadi pilihan jitu. Namun opsi ini harus ayah dan bunda perhatikan nanti, ada atau tidaknya benda atau alat yang membahayakan dirinya. Jika memang ada, anda harus segera mengambilnya dan jauhkan dari anak anda yang sedang tantrum. Jika sudah steril dari benda yang membahayakan. Tinggalkan ia sendiri, biarkan ia meluapkan emosinya. Setelah selang waktu yang tidak begitu lama, anak pasti capek dan diam.
f. Hindari memarahi di depan umum
Ternyata tantrum tidak terjadi di rumah saja loh. Tantrum bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu ayah dan bunda harus paham, bahwasannya saat anak anda sedang tantrum jangan sampai dimarahi di depan umum. Soalnya akan memperparah kondisinya. Anda harus membawa anak anda ke tempat yang jauh dari keramaian. Hal ini akan membuat si anak akan jauh lebih tenang.
g. Berilah penguatan
Saat anak anda tidak lagi tantrum, anak perlu diberikan penguatan. Anak-anak memang sangat senang dengan hadiah dan pujian. Berilah ia hadiah senyuman atau tepuk tangan atau bahkan memberi dua jempol karena hari ini tidak marah-marah lagi. Memberi hadiah boleh dengan barang-barang yang disukai anak. Asalkan tidak berlebihan yang justru membuat anak menjadi ketagihan tantrum untuk mendapatkan hadiah tertentu. Jelaskan mana perbuatan baik dan mana pula perbuatan yang tidak baik dengan cara yang sederhana. Agar anak belajar menjadi lebih dewasa.
h. Konsistensi
Konsistensi menjadi orang tua yang baik dan sabar
menjadi kunci utama kesuksesan anda dalam mendidik anak yang sedang tantrum.
Perlakuan yang konsisten ini akan membelajarkan pada anak kita untuk menjadi
pembelajar yang selalu belajar. Sehingga setiap hari, minggu, bulan, bahkan
tahun, kelak anak yang tantrum akan menjadi anak yang sadar akan kesalahannya
dan akan menjadi anak yang lebih baik. Hal ini akan diimbangi oleh tingkat
kematangan kognisi dan psikolis anak. Anda harus percaya dengan potensi anak
anda sendiri. Ayah dan bunda semuanya, menjadi konsisten bukan sebuah hal yang
mudah. Sehingga perlu kesabaran anda dalam mendidik putra putri anda agar kelak
menjadi pribadi yang baik. Selamat mencoba.
Komentar
Posting Komentar