Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat fundamental. Mengingat pendidikan menjadi ujung tombak maju tidaknya sebuah peradaban, maka suatu bangsa atau negara akan mengusahakan hal yang terbaik bagi warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak dan memiliki standar yang tinggi. Peradaban sekarang kini juga semakin maju. Anak didik tidak hanya butuh pengetahuan teoritis seperti menulis, menghafal, dan berhitung. Namun kini peserta didik membutuhkan ilmu dalam bersikap dan ilmu dalam mempraktikkan segala teori yang telah ia pelajari di sekolah.
Pendidikan memang harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu memback-up dari akar hingga ujungnya, yakni mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Tatanan pendidikan tersebut harus memiliki kaidah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini penting karena setiap zaman ada penghuninya yang tidak sama. Setiap zaman ke zaman pasti ada kebuthan khusus yang harus dipenuhi masyarakat agar dapat terus bertahan hidup dan hidup dengan masyarakat dunia tanpa ada gap atau kesulitan-kesulitan.
Menurut saya, dalam pendidikan di Indonesia kini sudah mulai mengalami perubahan. Di tahun awal tahun 2000, negara Indonesia masih terkesan kaku dalam pelaksanaan dunia pendiidkan. Apalagi di awal masa pendidikan formal paska penjajahan. Anak masih dituntut secara diktaktor untuk menghafal, berhitung, menulis pada umumnya. Tatanan ini sebenarnya juga bukan hal salah, atau sebenarnya juga tidak menjadi patokan bahwa pendidikan pada zaman awal kemerdekaan sampai awal tahun 2000 menjadi hal yang buruk dalam dunia pendidikan. Pasalnya pada zaman itu ternyata masyarakat justru terampil dalam menghitung dan menulis.
Pembelajaran pada zaman dahulu berorientasi kepada satu pelaku (teacher center) yakni, guru menjadi sosok pelaku utama dalam pembelajaran di kelas, sdeangkan anak-anak kurang memiliki space untuk belajar secara merdeka yang mana artinya adalah anak-anak belajar hanya belajar sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh guru. Anak-anak belum mendapatkan pembelajaran yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis proyek sebenarnya dulu juga sudah ada Cuma masih dalam bentuk tugas membuat karya sederhana, belum pada tahap pembuatan karya berdasarkan penyelidikan sehingga mendapatkan sebuah temuan-temuan yang bahkan menjadi temuan baru.
Oleh karena itu, penting sekali dalam dunia pendidikan di Indonesia untuk mengubah diri menjadi negara yang update akan pendidikan. Update pendidikan harus dimulai dari kurikulum pendidikan nasional. Dulu saya masih mengenyam kurikulum KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan), namun di awal tahun 2015 an kurikum 2013 sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah yang memenuhi standar. Salah satu ciri yang menjadi khasnya kurikulum 2013 adalah adanya pembelajaran yang memiliki pendekatan student center atau dapat kita artikan bahwa pembelajaran berpusat penuh dilakukan oleh siswa. Siswa diajak aktif menjadi pelaku dalam pembelajaran baik dalam kelas maupun di luar kelas. Peran guru adalah sebagi pelaku yang memfasilitasi peserta didik agar mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan aktif, disertai dengan keahlian kerja kelompok dalam menyelasikan permasalahan bahkan membuat tugas proyek secara kelompok maupun mandiri. Inilah keunikan dari kurikulum kita saat ini, kurikulum 2013. Anak-anak akan lebih mampu berpikir dengan segala kemampuan dari segala sisi dan peserta didik tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan karya-karya yang bahkan dapat dimanfaatkan oleh siswa itu sendiri bahkan masyarakat pada umumnya. Karena tujuan utama pendidikan adalah menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang muncul di masyarakat.
Tahukah anda mengenai model Pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning. Model pembelajaran ini. Kedua model ini adalah ciri dari kurikulum 2013. Adapun ciri-ciri dari model Pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning. Model pembelajaran ini seperti berikut:
1. Collaboration (kerjasama)
2. Communication (komunikasi antar sesama)
3. Critical thinking (berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah)
4. Creativity (Mengasah daya kreativitas)
A. Problem based learning
Pembelajaran ini dalah pembelajaran yang berbasis menyajikan permasalahan yang kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam hal ini siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
Ciri-ciri utama problem based learning adalah meyajikan permasalahan pada dunia nyata.
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan model Problem based learning:
1. Orientasi kepada masalah nyata
2. Mengorganisasi siswa (mengatur peran siswa)
3. Membimbing siswa dalam kegiatan penyelidikan baik secara individu/kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
B. Project-based learning
Ciri utama Project-based learning adalah penentuan pertanyaan mendasar, mengahasilkan produk, serta terdapat jadwal yang terstruktur.
Langkah-lagkah dalam melakukan pembelajaran berbasis project adalah sebagai berikut:
1. Menentukan masalah pada dunia nyata
2. Menentukan jadwal pelaksanaan
3. Siswa olaborasi terstruktur (pembagian tugas secara terstruktur)
4. Berpusat pada siswa (student center)
5. Melakukan multi penilaian (penilaian proses dsan penilaian hasil)
Jadi seperti hal tersebut penjelasan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning. Kedua model inilah yang menjadi model andalan dalam penerapan kurikulum 2013. Apakah menurut anda demikian pula? Semoga informasi ini dapat bermanfaat. Tinggalkan tanggapan anda pada kolom komentar.
Komentar
Posting Komentar