Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang sangat luar biasa. Dengan di bekali akal dan pikiran, manusia dapat menjadi makhluk yang mampu memimpin dan mengatur kehidupan di dunia. Dengan akalnya, manusia juga bisa menjalankan aktivitasnya dengan baik dan mampu mengendalikan emosi dengan baik pula. Namun apakah yang akan terjadi apabila manusia mengalami gangguan pada akal dan pikirannya. Tahukah kamu bahwa manusia juga bukanlah makhluk yang sempurna. Meskipun dikarunia akal danpikiran, tidak semua manusia memiliki kepribadian yang baik. Sebagian manusia juga ada yang mengalami gangguan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keharmonisan hidupnya, baik itu keharmonisan pada diri sendiri maupun pengaruhnya kepada sesama manusia bahkan terhadap lingkungannya sendiri.
Baik, langsung saja kita bahas mengenai apa itu gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian merupakan salah satu kondisi kejiwaan pada manusia yang mana ia sendiri tidak bisa mengatur pola pikir dirinya sendiri dengan baik sesuai dengan adat dan norma yang berlaku pada masyarakat. Gangguan kepribadian juga bisa disebut sebagai kehilangan jati diri untuk bersikap baik kepada sesama, sehingga manusia yang mengalami gangguan kepribadian akan sering menyalahkan orang lain, dari pada introspeksi diri.
Menurut Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag, gangguan kepribadian itu terbagi menjadi tiga golongan. Ada gangguan nekrofilia, gangguan narsisme berat, dan simbiosi inses. Berikut penjelasannya.
1. Nekrofilia
Gangguan kepribadian jenis ini menyebabkan si penderita mengalami gangguan pada pola pikir. Mereka merasa bahwa sebenarnya tidak ada kehidupan yang nyaman, sehingga mereka berpandangan untuk mencintai hal yang berbau kematian. Mereka suka dengan tingkah laku yang destruktif atau sering bertingkah untuk merusak sesuatu yang sebenarnya sudah baik di mata orang pada umumnya. Manusia dengan gangguan kepribadian nekrofilia juga suka menyiksa makhluk ciptaan tuhan baik itu manusia, tumbuhan, maupun hewan yang ada di sekitarnya. Anggapan bahwa manusia tidak ada yang baik, sehingga mereka yang mengalami nekrofilia selalu berpandangan buruk serta membenci manusia di sekitarnya.
2. Narsisme berat
Manusia memang tidak dilarang untuk memiliki pandangan bahwa diri mereka itu baik dan berharga, selama itu masih dalam koridor yang normal atau disebut dengan narsisme normal. Namun apabila manusia mengalami narsisme berat, manusia akan menganggap bahwa diri sendiri menjadi sesuatu yang sangat berharga dan mengaggap dirinya paling baik dan yang lain dianggapnya yang paling buruk. Hal ini tentunya akan menyebabkan konflik baru di masyarakat. Sehingga kita tidak boleh menjadi seorang yang narsisme berat.
3. Simbiosis inses
Pada gangguan simbiosis inses, manusia mengalami pandangan bahwa ia akan merasa aman apabila ia mengikuti seseorang yang baik dan ia mengharapkan kebaikan pula dari seorang yang ia percaya. Jika seseorang sudah mengalami simbiosis inses, ia suka berada di belakang dari sosok orang lain yang ia ikuti. Anggap saja, orang yang mengalami simbiosis inses itu adalah orang yang mengalami ketergantungan berat pada sosok orang tertentu. Sehingga jika sosok yang ia andalkan tidak mampu lagi menjadi teman dekatnya, seorang yang mengalami simbiosis inses akan menghadapi berbagai kesulitan. Hal ini dikarenakan, ia tidak mau belajar mandiri dalam menghadapi kehidupan yang nyata ini, mereka terlalu asik sebagai penonton atau pemain belakang dari pada menjadi pemeran utama.
Ketiga golongan gangguan kepribadian tersebut tidaklah baik untuk kita contoh. Kita perlu untuk bersikap mandiri dan berjuang untuk berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain. Apalagi kita sebagai pendidik, harus menjaga diri dalam bertingkah laku di masyarakat. Hal ini karena seorang pendidik memiliki kompetensi kepribadian yang baik yang menjadi sosok teladan di masyarakat.
Demikian ulasan singkat mengenai gangguan kepribadian pada manusia, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar