Langsung ke konten utama

5 strategi untuk memotivasi peserta didik

Memotivasi siswa sumber: oxfordlearning.com

 Permasalahan yang sampai kini muncul ialah banyak peserta didik yang tidak termotivasi untuk belajar. Bahkan dengan menyiapkan dan menerapkan rencana pelajaran yang telah dianggap sempurna oleh pendidik pun, tidak jarang bahkan tidak akan pernah yang namanya peserta didik yang tidak termotivasi mau belajar. Selain mendesain pembelajaran serta penyiapkan pembelajaran dengan baik, pendidik juga bertanggunggjawab untuk  memotivasi peserta didik. Jadi permasalahan motivasi belajara bukanlah sebuah perkara muda yang harus ditangani oleh peserta didik itu sendiri. Peserta didik tidak harus bertanggung jawab atas pembelajarannya dan menemukan motivasinya sendiri. Ide kuno inilah yang membatasi banyak pendidik untuk menjadi rata-rata. Seorang pendidik yang hebat menyadari bahwa motivasi peserta didik diperlukan untuk keberhasilan dalam belajar dan bahwa pendidik berada dalam posisi yang sempurna untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan di dalam kelas untuk membantu memotivasi peserta didik:

1.    Ajak peserta didik untuk berkembang daripada mindset tetap

Dalam bukunya, yang berjudul Mindset, Carol Dweck berpendapat bahwa peserta didik memiliki keyakinan mendasar tentang belajar: baik mindset tetap atau mindset berkembang. Keyakinan mindset tetap menunjukkan bahwa orang dilahirkan dengan atau tanpa kemampuan dan bakat tertentu, dan kemampuan itu tidak dapat diubah. Pembelajar dengan mindset tetap berusaha membuktikan diri dan sering menghindar dari tantangan karena tidak ingin terlihat kesulitan. Seorang pembelajar dengan mindset berkembang, di sisi lain, percaya bahwa kemampuan dan bakat dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui kerja keras. Peserta didik dengan mindset berkembang menikmati tantangan dan melihat perjuangan dan kegagalan sebagai bagian penting dari pertumbuhan. Peserta didik dengan mindset berkembang tentunya lebih termotivasi untuk bekerja keras dari pada peserta didik yang tidak termotivasi. Hal itu terlihat sangat jelas adanya.
Bagaimana kita menumbuhkan mindset berkembang di kelas?
Salah satu elemen umpan balik yang paling kuat bagi peserta didikadalah dengan memuji mereka atas apa yang telah mereka upayakan dan kerja keras mereka. Cobalah untuk mengatakan ungkapan pujian dengan cara-cara sederhana seperti kalimat-kalimat berikut:
“Saya dapat mengatakan bahwa kamu telah berlatih membaca,” atau “Latihan ini ternyata membuatmu hafal akan materi perkalian,”  atau “ternyata dengan sering menulis, tulisanmu kini menjadi sangat rapi sekali”, atau memberi tahu peserta didik bahwa mereka memiliki kekuatan untuk meningkatkan keberhasilan akademik mereka.
teruslah memuji kemampuan contohnya:
 "Wow, Anda adalah peserta didik matematika yang cerdas," atau "Anda adalah pembaca yang luar biasa."
Pujian untuk kemampuan atas upaya memperkuat pola pikir berkembang bahwa peserta didik memiliki kemampuan dan ada kerja keras di pihak pelajar yang dapat mengubah hasilnya. Kita semua adalah pembelajar, dan harus didorong seperti hal semacam itu.

2.    Membangun hubungan yang bermakna  dengan peserta didik Anda

Jika kita ingin benar-benar menginspirasi dan memotivasi semua peserta didik kita, kita harus mengenal mereka masing-masing secara pribadi. Kita perlu mengetahui minat dan hobi mereka, dengan siapa mereka bergaul, situasi keluarga mereka, dan apa yang membuat mereka bersemangat. Setiap peserta didik akan memerlukan strategi motivasi yang berbeda, dan kita harus mengetahui mereka untuk dapat memprediksi strategi apa yang mungkin berhasil.
Untuk memulai “pengetahuan” itu, coba berikan waktu selama lima menit di mana peserta didik dapat membagikan “Kabar Baik.” Galihlah kabar baik apa yang telah dialami oleh peserta didik. Ini adalah kesempatan bagi pendidik untuk memahami kondisi tentang peserta Jika hal ini dilakukan, maka pendidik sudah ada usaha untuk mendalami kehidupan peserta didik dan akan muncul yang namanya sikap peduli dengan mereka secara individu. Ini juga memberikan jalan bagi pendidik untuk berbagi beberapa kehidupan peserta didik di luar sekolah dengan gurunya. Ketika pendidik bersedia untuk berbagi secara pribadi peserta didik cenderung melakukan hal yang sama. Ketika peserta didik melihat satu sama lain sebagai manusia utuh, mereka akan lebih berani mengambil risiko, dan mengajukan pertanyaan yang perlu mereka tanyakan untuk memperoleh kesuksesan dalam pendidikan dan akhlak khususnya.
Setiap peserta didik belajar secara berbeda. Di setiap kelas ada beberapa tipe pelajar: visual, taktil, verbal, dan lebih pendiam. Pendidik dalam hal ini adalah guru,  dapat melihatnya sebagai tanggung jawab untuk memotivasi peeserta didik dengan mengenal mereka dan berusaha untuk mengajar. Hal semacam ini akan mengarah ke komunitas belajar yang lebih melekat antara satu dengan yang lain dan diupayakan pembelajaran semakin terbuka.

3.    Kembangkan komunitas pembelajar di kelas Anda

Cobalah untuk menggunakan model pembelajaran yang kooperatif. Artinya adalah berdayakan anak untuk saling berkolaborasi antar satu sama lain, agar siswa menjeadi lebih komunikatif da nada upaya untuk belajar bersama teman dan berusaha untuk menyelesaikan setiap tantangan dalam materi-materi yang diajarkan di kelas. Kerja kelompok kolaboratif harus menjadi kegiatan antara kuliah pendidik dan kerja mandiri. Inilah saatnya peserta didik dapat mencerna informasi dan mengajukan pertanyaan secara umum hal yang belum dipahami. Peserta didik berpartisipasi dalam apa yang dapat dianggap sebagai fase "pemecahan masalah" dari perkembangan mereka dengan ide-ide baru, dan bersama-sama mereka sampai pada pembelajaran baru. Pelepasan tanggung jawab secara bertahap dari pendidik ke peserta didik mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang pelajaran daripada menghafal; dengan demikian peserta didik adalah peserta dalam pembelajaran mereka sendiri.
Karya peserta didik harus dipajang dengan bangga di seluruh kelas. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik adalah peserta aktif dalam menciptakan pengetahuan di kelas. Pendidik bukanlah satu-satunya pemegang pengetahuan. Selain itu, pendidik dapat menggunakan bahasa yang mempromosikan komunitas pelajar – termasuk pendidik – daripada ruangan yang penuh dengan pelajar individu. Menggunakan kata-kata "kami" dan "milik kami" daripada "saya" dan "Anda" memiliki dampak yang signifikan pada budaya kelas, dan bagaimana peserta didik berfungsi sebagai pembelajar yang saling bergantung.

4. Tetapkan harapan yang tinggi dan tetapkan tujuan yang jelas

Menetapkan harapan yang tinggi dan mendukung peserta didik saat mereka berjuang memungkinkan peserta didik bangkit untuk memenuhi harapan tersebut. Ketika harapan transparan, peserta didik tahu ke mana arah pembelajaran mereka dan termotivasi untuk sampai ke sana karena tampaknya mungkin: jalannya terlihat. Bekerja menuju tujuan harian, mingguan, dan tahunan memberi peserta didik tujuan dan makna atas kerja keras yang mereka lakukan.
Tujuan pembelajaran harian (target pembelajaran, atau pernyataan "Saya bisa") harus diposting, terlihat, dan dirujuk setiap hari. Menetapkan "tujuan hari ini" di awal pelajaran memberi peserta didik tujuan untuk pembelajaran mereka. Peserta didik juga dapat menilai diri mereka sendiri secara formatif di akhir setiap pelajaran dengan memeriksa untuk memastikan mereka telah memenuhi tujuan pembelajaran.
Menentukan tujuan dengan jelas itu tidak dapat ditemulan oleh siswa dengan secara sendirinya. Artinya siswa tidak menentukan tujan pembelajaran. Yang paham akan tujuan pembelajaran adalah pendidik itu sendiri. Oleh karena itu pendidik harus paham akan tujuan pembelajaran dan dapat menyampaikan tujuan pembelajaran tersebut kepada semua peserta didik secara langsung. Tujuan memberikan arahan dalam memahami tujuan pembelajaran oleh pendidik kepada peserta didik agar peserta didik paham tujuan apa yang harus dicapai, apa yang harus dipelajari pada hari itu.

5. Jadilah inspirasi

Banyak orang dewasa mmapu mengingat guru tertentu sejak duduk di taman kanak-kanak sampai di jenjang perguruan tinggi. Alasannya adalah guru tersebut selalu diingat oleh peserta didiknya sampai ia dewasa sampai saat ini karena terdapat alasan. Alasan itu antara lain: pendidik yang telah menginspirasi, menantang, dan memotivasi peserta didik yang baik dan cukup untuk menjadi kenangan bertahun-tahun kemudian.
Apa yang membuat pendidik-pendidik ini menginspirasi?
Pendidik yang inspiratif mewakili kesuksesan bagi peserta didiknya. Keberhasilan pendidik mungkin: menyelesaikan perlombaan bergengsi, memiliki bisnis kecil, atau menerima penghargaan mengajar. Kita masing-masing memiliki kesuksesan untuk dibagikan. Melalui kesuksesan tersebut, peserta didik dapat mempelajari seperti apa kesuksesan itu dan mengejarnya. Setelah peserta didik tersebut memutuskan bahwa mereka ingin sukses, mereka memperhatikan perilaku dan pilihan dan bahkan pengorbanan yang membawa mereka sukses seperti gurunya. Perilaku tersebut meliputi kerja keras, kemauan untuk berjuang, dan kemampuan untuk belajar dari kesalahan kita. Peserta didik menginternalisasi perilaku dan strategi pendidik sebagai cara untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Pendidik harus memberi mereka kesempatan untuk melakukannya dalam rutinitas, tugas, dan pertemuan kami sehari-hari dengan mereka.
Demikian beberapa kiat untuk memotivasi anak ataupun peserta didik. Menurut anda hal lain apa yang memungkinkan bagi siswa untuk termotivasi dalam belajar?


Luke Wilcox, NBCT June 4, 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning Sebagai Ujung Tombak Kurikulum 2013

Sumber: meteoreducation.com      Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat fundamental. Mengingat pendidikan menjadi ujung tombak maju tidaknya sebuah peradaban, maka suatu bangsa atau negara akan mengusahakan hal yang terbaik bagi warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak dan memiliki standar yang tinggi. Peradaban sekarang kini juga semakin maju. Anak didik tidak hanya butuh pengetahuan teoritis seperti menulis, menghafal, dan berhitung. Namun kini peserta didik membutuhkan ilmu dalam bersikap dan ilmu dalam mempraktikkan segala teori yang telah ia pelajari di sekolah.       Pendidikan memang harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu memback-up dari akar hingga ujungnya, yakni mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Tatanan pendidikan tersebut harus memiliki kaidah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini penting karena setiap zaman ada penghuninya yang tidak sama. Setiap zaman ke zaman pasti ada kebuthan khusus yang harus dipenuhi masyarakat agar

PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN

    PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN MAKALAH Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Yang dibimbing oleh Ifa Nurhayati, M.Pd Oleh: 1.       Ahmad Na’im            ( 1586206004 ) 2.       Siska Dwi Puspitasari (1586206063)                                            PROGRAM STUDI SI PGSD      FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN      UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG OKTOBER 2016   Kata Pengantar Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan  rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul “Prinsip-Prinsip Penilaian dan Acauan Penilaian”             Makalah ini berisikan tentang prinsip-prinsip penilaian dan acuan penilaian yang ada didalam materi evaluasi pembelajaran di SD. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informas

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE

  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didiknya   maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak. B.      Rumusan Masalah Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain : a.        Factor – factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan b.       Apa pengaruh f