Langsung ke konten utama

Makna Model Numbered Head Together Kelebihan dan kekurangan

Assalamu'alaikum . Selamat pagi semua. Semoga semuanya dalam keadaan sehat ya. Kali ini saya mau berbagi hal tentang NHT . Apa itu? Langsung saja anda baca ulasannya dibawah ini
Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami isi mata pelajaran (Nurhadi, dkk., 2004). Tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993. Menurut Richard (dalam Rohmawati, 2012:31) model pembelajaran Numbered Head Together adalah model pembelajaran yang digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam mengulas berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu. Menurut Nursyamsi (dalam SY,dkk., 2016:1994) Numbered Head Together (NHT)  memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu model ini juga mendorong siswa untuk melaksanakan tanggung jawab pribadinya dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. 
Model Numbered Head Together
Model pembelajaran Numbered Head Together 

Sedangkan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT)  menurut Shoimin (2014:107) yaitu model pembelajaran yang mengacu pada kerja kelompok siswa, masing-masing anggota kelompok memiliki tugas dengan nomor yang berbeda-beda.
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)  dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dimana setiap anggota kelompok memiliki nomor yang berbeda dan setiap anggota kelompok saling bertanggungjawab untuk bertukar pikiran dalam kelompok diskusi untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat.
Langkah-langkah penerapan Model NHT
Penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together(NHT)   menurut Nurhadi (2004:67) adalah sebagai berikut:
  • Langkah 1: penomoran (numbering). Dalam langkah ini guru membagi siswa ke dalam kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor sehingga setiap siswa  dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
  • Langkah 2: pengajuan pertanyaan (questioning). Langkah pengajuan pertanyaan yaitu guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, mulai dari pertanyaan yang spesifik hingga pertanyaan yang bersifat umum.
  • Langkah 3: berpikir bersama (head together). Langkah berpikir bersama yaitu siswa berpikir bersama dalam tim dengan cara  menyatukan pendapatnya untuk menjawab pertanyaan dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim
  • Langkah 4: pemberian jawaban (answering).  Langkah pemberian jawaban yaitu guru memanggil satu nomor tertentu, dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Ada beberapa manfaat dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)  terhadap hasil belajar siswa yang dikemukakan oleh Lundgren (dalam Rohmawati, 2012:34) antara lain yaitu:
  • rasa harga diri jadi lebih tinggi
  • memperbaiki kehadiran
  • penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
  • pemahaman yang lebih mendalam
  • peningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, dan
  • hasil belajar lebih tinggi.
Kelebihan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model kooperatif Numbered Heads Together (NHT)  menurut Lestari (dalam Lestari, 2015:4) antara lain:
  • Siswa dapat berinteraksi melalui diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
  • Kerjasama dalam kelompok kooperatif memungkinkan ilmu pengetahuan yang terbentuk menjadi lebih besar
  • Siswa dapat mengembangkan bakat bertanya, berdiskusi, dan kemampuan kepemimpinan
  • Model pembelajaran ini memliki keunikan, yaitu setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor urut atau nomor kepala.
  • setiap siswa menjadi siap semua untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
  • setiap siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
  • siswa yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang pandai.
Kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Kekurngan yang dimiliki oleh model kooperatif Numbered Heads Together (NHT) menurut Shoimin (2014:109) adalah sebagai berikut:
  • Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena kemungkinan waktu yang terbatas. 

Bibliography
Lestari, K. C. (2015). Penerapan Metode Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Mulok Produktif Membuat Jajanan Tradisional Kelas X TPHP II Di SMK N 1 Pandak Tahun Ajaran 2014/2015 . Yogyakarta: Lumbung Pustaka UNY.
Nurhadi, Yasin, B., & Senduk, A. G. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya (Contextual Teaching and learning ) dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rohmawati, E. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Keceme I Kecamatan Sleman. Yogyakarta: Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
SY, N., Corebima, A. D., & Susilo, H. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Muara Badak. Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1993-1998.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning Sebagai Ujung Tombak Kurikulum 2013

Sumber: meteoreducation.com      Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat fundamental. Mengingat pendidikan menjadi ujung tombak maju tidaknya sebuah peradaban, maka suatu bangsa atau negara akan mengusahakan hal yang terbaik bagi warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak dan memiliki standar yang tinggi. Peradaban sekarang kini juga semakin maju. Anak didik tidak hanya butuh pengetahuan teoritis seperti menulis, menghafal, dan berhitung. Namun kini peserta didik membutuhkan ilmu dalam bersikap dan ilmu dalam mempraktikkan segala teori yang telah ia pelajari di sekolah.       Pendidikan memang harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu memback-up dari akar hingga ujungnya, yakni mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Tatanan pendidikan tersebut harus memiliki kaidah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini penting karena setiap zaman ada penghuninya yang tidak sama. Setiap zaman ke zaman pasti ada kebuthan khusus yang harus dipenuhi masyarakat agar

PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN

    PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN MAKALAH Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Yang dibimbing oleh Ifa Nurhayati, M.Pd Oleh: 1.       Ahmad Na’im            ( 1586206004 ) 2.       Siska Dwi Puspitasari (1586206063)                                            PROGRAM STUDI SI PGSD      FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN      UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG OKTOBER 2016   Kata Pengantar Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan  rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul “Prinsip-Prinsip Penilaian dan Acauan Penilaian”             Makalah ini berisikan tentang prinsip-prinsip penilaian dan acuan penilaian yang ada didalam materi evaluasi pembelajaran di SD. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informas

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE

  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didiknya   maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak. B.      Rumusan Masalah Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain : a.        Factor – factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan b.       Apa pengaruh f