Langsung ke konten utama

Sistem Penapasan Manusia



SISTEM PERNAPASAN MANUSIA




MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah IPA II SD
Yang dibimbing oleh Yulia Eka Yanti, M. Pd


Ahmad Naim (1586206004)
Fiky Adi Darma (1586206060)
Husnul Khotimah Azis (1586206026)







PROGRAM STUDI SI PGSD
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
NOVEMBER, 2016

KATA PENGANTAR


Assalaamualaikum waroohmatullohi wabarokatuh.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,  yang telah melimpahkan segala  rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis  dapat menyelesaikan makalah penelitian tentang panca indra manusia dengan semaksimal mungkin.
Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah khususnya ibu dosen kami Ibu Yulia Eka Yanti, M. sehingga makalah ini dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Makalah yang berjudul “Sistem Pernapasan Manusia” ini menjelaskan mengenai sistem, fungsi, dan permasalahan dalam sistem pernapasan manusia.
Demikian prakata dari penulis, semoga dengan adanya karya ilmiah ini, seluruh civitas akademika Universitas Islam Raden Rahmat Malang dan seluruh masyarakat luas dapat mermanfaatkanya dengan baik.
Wassalaamualikum waroohmatullohi wabarokatuh.



Malang, 17 November 2016


Penulis
 

 

.. 12

 

BAB I PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang tentunya selalu bernapas. Untuk bernapas, manusia membutuhkan alat pernapasan. Masih banyak diantara masyarakat yang masih belum paham tentang alat-alat pernapasan, dan calon pendidik khususnya juga harus megetahui apa saja struktur,mekanisme, dan gangguan-gangguan dalam sistem pernapasan sehingga calon pendidik bisa melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan baik. Beberapa alasan tersebut adalah faktor yang melatarbelakangi penulisan makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana struktur sistem pernapasan manusia?
2.      Bagaimana mekanisme pernapasan manusia?
3.      Berapa volume pernapasan manusia?
4.      Apa saja macam-macam pernapasan padamanusia?
5.      Apa saja gangguan pada sistem pernapasan manusia?

1.3  Tujuan
1.      Untuk memahami struktur sistem pernapasan manusia
2.      Untuk memahami mekanisme pernapasan manusia
3.      Untuk memahami volume pernapasan manusia
4.      Untuk memahami macam-macam pernapasan padamanusia
5.      Untuk memahami gangguan pada sistem pernapasan manusia



BAB II PEMBAHASAN

2.1   Struktur sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusia terdiri dari alat pernafasan. Masing-masing memiliki peranan untuk mendukung sistem pernapasan itu sendiri. Adapun alat dan saluran pernapasan tersebut meliputi:
a.        Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (Cavum Nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b.      Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring posterior terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun

c.       demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

d.      Laring
Laring adalah organ yang tersusun oleh kepingan tulang rawan yang berfungsi sebagai peghasil suara sehingga manusia bisa berbicara.

e.       Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga yang dilapisi epitelium kolumner berlapis semu bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

f.       Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan tulang rusuk,  sedangkan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (Pleura Visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (Pleura Parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spons yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya lebih tipis jika dibanding dengan bronkus.Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium kolumner berlapis semu bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

2.2  Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis meskipun dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

2.3   Volume udara pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini:
1.      Udara cadangan inspirasi (1500 ml)
2.      Udara pernapasan biasa (500 ml)
3.      kapasitas total ← (4500 ml)
4.      Udara cadangan ekspirasi (1500 ml)
5.      kapasitas vital (3500 mL)
6.      Udara sisa (residu) 1000 mL
Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. Jumlah oksigen yang diambil melalui pernapasan tergantung pada kebutuhan dan biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan. Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.
Kebutuhan oksigen berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa, kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihatkan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 ↔ 4 Hb O2
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2  dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi. Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2  akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2  nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2   mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2  nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2  nya 0 – 40 mm hg. Di jaringan, O2  ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2  akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2  di jaringan di atas 45 mm Hg lebih tinggi.
 
2.4  Macam-macam pernapasan
a.       Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a.       Fase inspirasi: Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk (otot interkostalis eksternal) dan relaksasinya otot interkostalis internal, sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b.      Fase ekspirasi: Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) ke posisi semula dan kontraksinya otot interkostalis internal, yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

b.      Pernapasan perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut:
a.       Fase Inspirasi: Pada fase ini diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk
b.      Fase Ekspirasi: Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya diafragma kembali ke posisi semula (mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
 
2.5  Gangguan pada sistem pernapasan
1.      Rinitis : disebabkan oleh sejenis virus yang menyebabkan sekresi lendir yang berlebihan disertai dengan pembekakan membran hidung dan faring
2.      Laringitis: Infeksi lokal pada laring dan dapat menyebabkan gangguan pada pita suara sehingga tidak bisa berbicara normal
3.      Asma: disebabkan reaksi alergi. Asma disebabkan oleh kontraksi otot-otot polos pada dinding bronki dan bronkiolus dengan sekresi lendir berlebih.
4.      Pneumonia: keadaan dimana alveolus terisi cairan
5.      Tuberkulosi (TBC): kerusakan paru-paru akibat bakteri Mycobacterium Tuberculosis
6.      Kanker paru-paru



BAB III PENUTUP


3.1   Kesimpulan
Dari bab pembahasan, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.      Manusia bernapas dengan menggunakan paru. Sistem organ pernapasan meliputi hidung, faring laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus
2.      Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluarJenis pernapasan ada dua : pernapasan dada dan pernapasan perut
3.      gangguan pada sistem pernapasan manusia meliputi: rinitis laringitis asma pneumonia tuberkulosi (TBC), dan kanker paru-paru

3.2  Saran
Saran penulis kepada pembaca agar memahami bab pernapasan ini dengan baik  dan selalu menjaga kesehatan sistem pernapasannya dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA


Sumardi, Y. (2009). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Blok Pendidikan Indonesia.2010.Sistem Pernafasan. (online). (http://www.sarjanaku.com/2010/10/sistem-pernafasan.html diakses tanggal 17 November 2016)
Sumardi, Y. (2009). Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Blok Pendidikan Indonesia.2010.Sistem Pernafasan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran Problem Based Learning And Project-Based Learning Sebagai Ujung Tombak Kurikulum 2013

Sumber: meteoreducation.com      Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat fundamental. Mengingat pendidikan menjadi ujung tombak maju tidaknya sebuah peradaban, maka suatu bangsa atau negara akan mengusahakan hal yang terbaik bagi warga negaranya agar mendapatkan pendidikan yang layak dan memiliki standar yang tinggi. Peradaban sekarang kini juga semakin maju. Anak didik tidak hanya butuh pengetahuan teoritis seperti menulis, menghafal, dan berhitung. Namun kini peserta didik membutuhkan ilmu dalam bersikap dan ilmu dalam mempraktikkan segala teori yang telah ia pelajari di sekolah.       Pendidikan memang harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu memback-up dari akar hingga ujungnya, yakni mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Tatanan pendidikan tersebut harus memiliki kaidah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini penting karena setiap zaman ada penghuninya yang tidak sama. Setiap zaman ke zaman pasti ada kebuthan khusus yang harus dipenuhi masyarakat agar

PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN

    PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN DAN ACUAN PENILAIAN MAKALAH Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Yang dibimbing oleh Ifa Nurhayati, M.Pd Oleh: 1.       Ahmad Na’im            ( 1586206004 ) 2.       Siska Dwi Puspitasari (1586206063)                                            PROGRAM STUDI SI PGSD      FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN      UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG OKTOBER 2016   Kata Pengantar Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah  memberikan  rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul “Prinsip-Prinsip Penilaian dan Acauan Penilaian”             Makalah ini berisikan tentang prinsip-prinsip penilaian dan acuan penilaian yang ada didalam materi evaluasi pembelajaran di SD. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informas

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE

  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK FAKTOR NATURE DAN NURTURE BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didiknya   maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik. Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak. B.      Rumusan Masalah Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain : a.        Factor – factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan b.       Apa pengaruh f